Dinsdag 25 Junie 2013

Pola Makan Yang Baik dan Sehat Pada Anak

Waspadai Gangguan Pola Makan Anak

Farida Denura| Kamis, 21 Februari 2013 - 10:58:22 WIB


Foto: Ist
Anak yang sejak kecil sudah mengalami obesitas akan rentan terhadap gangguan pola makan saat remaja atau dewasa muda.

"Mereka biasanya diet secara sembarangan. Sebagian juga alami krisis kepercayaan diri," kata ahli fisiologi dan konsultan pola makan dari klinik Shape Up, Grace Judio-Kahl, di Jakarta, Selasa.

"Problem muncul saat anak mulai sangat selektif dalam memilih makanan," ujar Grace.

Grace menambahkan bahwa anak berusia empat tahun sudah bisa memahami konsep pola makan dengan berdiet, karena meniru orang dewasa di sekitarnya.

"Begitu beranjak dewasa, kecenderungannya gangguan pola makan sudah mulai muncul, akibat tekanan dari lingkungan sekitarnya," jelas Grace.

Menurut Grace, stigma masyarakat terhadap bentuk tubuh ideal juga memicu gangguan pola makan.

Sependapat dengan Grace, psikolog dari klinik Shape Up, Tara Adhisti de Thouars, mengatakan bahwa anak akan memegang teguh pola yang dipelajari dari lingkungan sekitarnya.

"Apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya akan dia tiru. Maka alangkah baiknya jika orang yang lebih dewasa bisa memberi contoh baik dan tepat," imbuh Tara.

Pola Makan Sehat
 Tumbuh kembang anak yang optimal akan tercapai bila anak mendapatkan makanan yang tepat. Nutrisi dibutuhkan sebagai sumber tenaga, untuk menjaga metabolisme tubuh, serta mengganti sel-sel yang rusak.

Walaupun demikian memberikan nutrisi kepada anak bukan tanpa kendala, mulai dari anak yang hanya suka makanan tertentu, ngemut makanan, bahkan sampai anak yang sama sekali menolak makan.

Untuk memberikan asupan nutrisi yang bergizi dan seimbang bagi buah hati tercinta, sebaiknya menurut dr Fiastuti Witjaksono MS, SpGK, mulai sekarang orang tua melakukan perencanaan makan bagi anak. Atur jumlah kalori yang dibutuhkan anak, disesuaikan dengan berat badan anak. Pengaturan jadwal makan yang benar, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali cemilan (makan pagi, cemilan, makan siang, cemilan, makan malam, cemilan).
 
Selain itu saran dia, jangan pernah melewatkan waktu makan, dan untuk anak penting membiasakan makan pagi, selain sebagai persiapan asupan energi untuk beraktifitas, juga dapat mencegah anak jajan makanan yang kurang sehat (tinggi kalori, lemak, gula dan tinggi garam). Komposisi jenis makanan. Untuk memenuhi asupan gizi seimbang dan tepat, berikan anak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Selain itu tambah dia,karbohidra kompleks terdiri dari beras, gandum, terigu, buah-buahan dan sayuran. Untuk protein, jangan lupa berikan susu pada anak Anda, karena susu merupakan salah satu sumber protein yang baik. Sumber protein hewani yang lain juga perlu dikenalkan secara bertahap. Lemak sangat baik untuk anak, kenalkan anak dengan jenis lemak baik (asam lemak omega 3, omega 6, dan omega 9). Hindari lemak jenuh, dengan cara merubah cara memasak dari menggoreng menjadi mengukus dan merebus.(Berbagai sumber)
 

Gejala dan Solusi Anak Susah Makan

Farida Denura| Rabu, 16 Mei 2012 - 17:22:23 WIB



Setiap anak biasanya mengalami masa sulit makan. Seringkali hal ini membuat orangtua khawatir anak kekurangan nutrisi. Yang perlu dilakukan orangtua pertama kali adalah mencari tahu penyebab anak tidak mau makan. Jika memang tidak ditemukan gangguan fisik seperti di atas, maka penyebabnya adalah masalah psikis.
 
Secara umum, anak tidak mau makan mungkin karena beberapa hal berikut anak masih belum trampil mengolah makanan. Tekstur makanan yang tidak sesuai denganperkembangannya. Suasana makan yang kurang menyenangkan. Trauma dengan acara makan. Bosan dengan menu, dan lain-lain.

Berikut beberapa gejala anak sulit makan dan solusi yang mungkin bisa Anda praktekkan!

Mengeluarkan kembali dengan lidahnya
Jika ini dilakukan oleh anak yang baru belajar makan, umur 6 bulan ke atas, kemungkinan disebabkan organ-organ mulutnya belum trampil mengolah makanan atau anak merasa aneh dengan makanan yang relatif baru baginya. Sebaiknya tekstur makanannya diperlembut dan tetap sabar menyuapi.

Menyembur
Kemungkinan si kecil sedang mengeksplorasi organ-organ di mulutnya. Jika bayi Anda 8 bulan ke atas, bisa jadi karena makanannya terlalu cair. Anda dapat mengentalkan tekstur makanannya agar tidak disemburkan.

Mengulum atau menyimpan di mulut dalam waktu lama
Anda bisa merangsang anak agar lebih cepat mengunyah dengan mempertahankan kehangatan makanan. Bisa dengan menyajikannya dalam mangkuk lebih besar berisi air panas/hangat. Atau membagi porsinya menjadi 2, dimana 1/2 porsi dihidangkan sambil 1/2 porsi yang lainnya tetap dihangatkan. Untuk anak 1 tahun ke atas dapat ditambahkan lauk yang crispy seperti tempe goreng, nugget, perkedel jagung atau mungkin sekedar bawang goreng agar anak terpacu untuk lebih giat menggiling makanan dalam mulutnya.

Menutup mulut
Biasanya ini terjadi pada anak usia 10 bulan-2 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah keinginan untuk protes. Cari tahu keinginan anak. Coba turuti jika memungkinkan atau jelaskan alasan jika memang keinginannya tidak dapat dipenuhi. Dengan bahasa kasih dan konsistensi, maka masa ini bisa dilalui dengan baik.

Pilih-pilih makanan
Anda bisa mengolah makanan yang tidak disukainya dalam bentuk yang menarik, bentuk yang lembut hingga dapat disamarkan di antara bahan makanan yang lain, atau Anda gabungkan dengan makanan favoritnya.

Selain itu, makanlah makanan yang tidak disukainya itu di hadapannya dengan perasaan gembira dan tunjukkan ekspresi betapa nikmatnya apa yang Anda makan. Lama-lama, si kecil bisa tertarik untuk mencobanya.

Tiap masa anak sulit makan mungkin berbeda-beda cara menanganinya. Masa anak susah makan ini bisa sampai 1-2 bulan. Orangtua memang dituntut untuk sabar, kreatif dan konsisten.(Berbagai sumber)
 

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking